Sabtu, 18 Agustus 2007

TIDAK SEMUA MENGERTI Apa yang kita ingini, apa yang kita maui

Terkadang orang yang kita anggap mengerti akan adanya kita, tapi ternyata justru dialah yang paling bingung dengan pribadi kita. ”Beharap” seringkali membuat kita lupa bahwa semua yang ada adalah kemajemukan yang butuh proses dalam memahaminya. Bisakah kita menempatkan diri dalam posisi ”memahami”? Ketika semua yang ada sulit mengerti keberadaan diri kita bahwa kita ini butuh untuk dipahami.

Sangat kontras memang!! Jika hanya kita yang mau dipahami tapi tidak tau bagaimana caranya memahami orang lain. Ketika kita baru mengenal suatu komunitas kita tidak boleh berkata ”INILAH SAYA!!” apalagi kalo sampai kita ngotot sambil berteriak ” WEII...LIHATLAH SEPERTI INILAH AKU!!” maka yakinlah sedetik kemudian kita akan ditendang keluar, ditolak mentah-mentah. Yang seharusnya kita lakukan adalah Banyak melihat, mendengar, membaca keadaan, berpikir kemudian menyimpulkan dalam suatu pemahaman agar kita mengerti ” SEPERTI INILAH MEREKA” kita wajib mengikuti aturan mainnya dan membawa diri sebaik mungkin.

Kita harus jeli, jangan pernah menuntut untuk dipahami karena akhirnya kita pasti akan berharap untuk dipenuhi apa kita ingini sementara tidak semua mampu mengerti apa yang kita harapkan.
Biarkan mereka yang menemukan diri kita, biarkan mereka merasa butuh untuk mengenal keberadaan kita dengan begitu mereka akan berusaha tau tentang kita, berusaha memahami segala hal tentang kita tanpa harus kita minta. Pengertian itu akan datang dengan sendirinya.

Tapi bukan berarti kita harus lepas dari pribadi kita. Be your Self!! Itu wajib. Jangan sampai karena keinginan untuk diterima pada suatu komunitas kita rela berjalan di luar koridor nurani yang kita miliki. Memang kadang kita akan bertanya kenapa harus seperti ini? Jangan disesatkan dengan pertanyaan seperti itu, tapi..cobalah belajar dari pertanyaan-pertanyaan yang ada. Mungkin akan kita dapat sendiri jawabannya. Dengan begitu dapat dipastikan kita akan menemukan jalan kita komunitas itu, jadilah kita bagian darinya dengan diri kita sepenuhnya bukan hasil ciplakan dari orang lain.