Senin, 15 Desember 2008

INTO THE WILD; Makna Sebuah Kebahagiaan



(Christopher Johnson Mc Candless, 1992) Dialah pengembara sejati, tapi hidupnya berakhir tragis…sungguh tragis. Dia telah meninggalkan segalanya. Karirnya, keluarganya, kehidupan nyamannya, dia pergi…berlari..ntah melarikan diri dari apa!

Dia berjalan sejauh kakinya melangkah, sekuat kakinya berjalan, semampu tubuhnya menopang. Dia pergi..betul-betul pergi meninggalkan peradaban dunia beserta segala kerumitannya. Dia pergi membawa kecewanya terhadap ibunya…ayahnya..Dia membaurkan dirinya bersama alam. Hidup dibelantara hutan, gurun, sungai, laut, salju. Bersanding dengan deburan ombak, desiran angin yang mendamaikan jiwanya. Dia bahagai!! Dia bebas dari segalanya!!

Membuang kenangan buruknya, membebaskan diri dari belenggu aturan-aturan social yang mengikat, harus ini! Harus itu! Empat tahun mengabdikan dirinya di kampus yang begitu memuakkan demi kepuasan orang tuanya. Hanya satu yang membuat sebagian jiwanya tertinggal dirumah. Adiknya tercinta… hanya dia satu-satunya orang yang paling mengerti tentang dirinya.

“hanya ingin kau tau, kau pria yang hebat ” “I now walk, into the wild; aku kini berjalan, dalam dunia begitu buas”


___Dua tahun berkelana, tanpa telepon, kolam renang, tanpa hewan, tanpa rokok. Kebebasan mutlak!! Ekstrimis. Pengembara alam, yang rumahnya ada dijalan. Kini setelah dua tahun mengembara tibalah petualangan akhir yang hebat pertarungan puncak yang membunuh kepalsuan yang ada ada dalam diri dan Berjaya menyelesaikan revolusi spiritual. Tak lagi harus diracuni peradaban, dia pergi dan berjalan sendirian ke wilayah menjadikan diri tersesat dalam dunia buas___ ALEXANDER SUPERTRAMP (Mei 1992)

Dalam perjalanannya dia bahkan tak ingin mempekenalkan dirinyan sebagai Christopher Johnson Mc Candless, dia memilih nama yang dipungutnya dari alam. Dia lebih senang dipanggil Alexander Supertramp. Mirip Superman katanya. Tapi dia bukanlah superman itu. Dia hanya manusia, sama seperti manusa lainnya yang membuatnya beda hanya harapannya tentang kebahagiaan.

Sebelum kepergiannya dia betul-betul memberi kepuasan pada orang tuanya. Kuliah dengan baik, diwisuda dan meraih gelar sarjana, bahkan dengan nilai hampir semuanya A. Mengangumkan!! Orang tuanya bangga, tapi itulah lukanya yang terbesar. Dia tak pernah suka dengan pertengkaran yang hampir setiap hari ia saksikan, kata cerai selalu terlontar, kebencian yang sangat membuncah. Karir..kemewahan..bukan jaminan kebahagiaan. Dia bahkan menolak saat orang tuanya ingin menghadiahkan mobil keluaran terbaru. “untuk apa mobil baru??” dia tetap bangga dengan mobil rongsokan yang dia beli sendiri. Sisa uang yang dimilikinya, yang seharusnya dia pakai untuk mendaftar di Harvard Unversity kini ia masukkan dalam amplop putih dan bertuliskan “tolong disumbangkan untuk orang-orang yang membutuhkan makanan”

___aku melihat mereka berdiri digerbang resmi kampus mereka. Kulihat ayahku berjalan keluar dibawah lengkungan batu pasir kuning tua. Ban merah berkilat bak pelat darah melengkung dibelakang kepalanya. Aku melihat ibuku dengan beberapa buku ringan dipinggulnya. Berdiri dipilar bata kecil dengan pintu gerbang besi tempa yang masih terbuka dibelaknganya, ujunganya hitam runcing di bulan mei. Mereka akan diwisuda. Mereka akan menikah. Mereka anak-anak. Mereka bodoh. Mereka hanya tahu bahwa mereka lugu. Takkan pernah menyakiti siapapun. Aku ingin menghampiri mereka dan berkata, jangan lakukan!! Dia perempuan yang salah, dia pria yang salah. Kau akan lakukan hal yang tak pernah kau bayangkan untuk dilakukan. Kau akan lakukan hal yang buruk, kau akan menderita dengan cara yang tak pernah kau duga. Kau akan ingin mati. Ingin kuhampiri mereka di hari cerah bulan mei dan mengatakannya. Tapi aku tak lakukan itu. Aku ingin hidup. Kubawa mereka seperti boneka kertas laki-laki dan perempuan. Benturkan dipinggul seperti sekeping batu api. Seolah percikan tercetus. Kataku..lakukan yang harus kau lakukan dan akan kukatakan tentang yang itu____

“dia telah memilih untuk melepaskan semuanya”

___tak bisa disanggah menjadi bebas selalu menggembirakan kita, dihubungkan dalam benak kita dengan pelarian diri. Dari sejarah tekanan, hukum dan kewajiban yang mengesalkan. Kebebasan mutlak. Dan jelas selalu menuju kebarat___

Pernah ada orang yang betanya padanya”apakah tidak ada rencanamu untuk kembali keorang tuamu??” Dan hanya satu jawabannya, satu-satunya rencana dalam kepalaku adalah ALASKA. Dia ingin mengembara di belantara lepas. Dia ingin menaklukkan ganasnya hutan Alaska. Buasnya binatang Alaska, curamnya gunung berbatu, dinginnya salju, terjalnya sungai-sungai, berlari diantara kuda-kuda liar sebagi teman. Ketika menarik nafas dia ingin udara murni, bebas dari genggaman dunia maya yang berselingkuh dengan materi semata. Maka dibakarlah uangnya. Dia mengembara sama sekali tampa uang di dompetnya. Dia hanya berjalan, dan terus bejalan sambil bersenandung kecil. Dia senang!! Sangat senang!! Sesekali menumpang dikendaraan orang, sesekali bertemu dengan orang yang betul-betul menyayanginya. Tak merelakan kepergiannya. Tak jarang juga bertemu dengan pengalaman buruk. Alam yang ganas hampir menghanyutkannya.

“hilang..dan kini dia bebas dari dunia, keamanan palsu, orang tua dan kekecewaan”


___begitulah cara dunia kau tak akan pernah tahu. Dimana letakkan semua keyakinanmu dan bagaimana akan berkembang. Aku bangkit menghancurkan hak buruk dalam kenangan yang kelam. Aku bangkit memetik pelajaran dari kesalahan___

___jika kita akui bahwa hidup manusia bisa dikuasai oleh akal, kemungkinan hidup hancur. Benci berpikir, pria liar sepertimu di dalam kurungan berjalan terlalu mudah dengan semua upah darimu. Hariku lebih bergairah bila tak punya uang. Kuputuskan kan hidup seperti ini selama beberapa waktu. Kebebasan dan keindahan terlalu indah dilewatkan___

Alaska. Dengan perjalanan panjang yang dia lalui,Sampai pula kakinya disana. Menerobos dinginnya salju. Dan akhirnya dia menemukan sebuah bus kosong ditengah hutan, diatas bukit lengkap dengan peralatan dapurnya, kasur dan alat makannya. Pemandangan disekelilingnya indah…menakjubkan. Lembah hijau, pohon-pohon, gunung menjulang indah. Cerahnya matahari…segarnya angin berhembus memberi ketenangan yang abadi. Dan dia menamakan bus itu “Bus AJaib”. Dia menghempas tubuhnya, membaringkan badannya yang kelu, lelah.

Sebelum kakinya menginjak Alaska ini, disana dalam perjalananya tertinggal beragam kisah dengan bergam tokoh, ada remaja yang mencintainya, mengajaknya bercinta tapi dia menolak, ada sahabat yang tak merelakan kepergiannya. Dan dia tidak ingin mengingatnya. Dari perbincangannya dengan seorang istri yang membesarkan seorang diri anak lelakinya, dia tersadar bahwa setiap ibu akan menantikan pertemuan dengan anaknya. Tapi itu tak cukup memberinya rasa untuk pulang. Bapak tua yang ditemuinya diperbatasan juga memberinya rasa kebijaksanaan, mengajarkannya arti memberi dan memaafkan. Hatinya mungkin tersentuh, bayangan dirinya yang baru lulus kuliah, bayangan keluarganya mungkin hadir tapi tak sedikitpun memberinya keinginan untuk kembali dan menjalani kehidupan normal seperti layaknya kebanyakan orang.

Bapak tua yang hidup sendiri, anak istrinya telah lama meninggal menawarinya agar bersedia menjadi anaknya sebagai penerus keterunannya, tulus…sayangnya begitu tulus, tapi yang dia katakan “bisakah kita membicarakan ini setelah saya kembali dari Alsaka??” dan dia tidak tahu bahwa inilah akhir dari perjalannnya, dia tak akan bisa kembali lagi meskipun dia sangat ingin. Sekali lagi dia tak direlakan kepergiannya. Begitu pula orang tuanya, adiknya…dia dinanti. Kesedihan menjadikan orang tuanya semakin erat. Ibunya menanti..menanti mungkin saja anak lelakinya akan pulang. Tak ada lagi angkuh, egois dan kebanggan akan kemewahan., karir. Ayahnya menangisi ketakberdayaanya… sungguh dia dinantikan, amat sangat dinantikan. Tapi tak pernah dia tahu, dan memang tidak ingin tahu.

___ini misteri bagiku, kita serakah atas apa yang telah kita setujui. Kau pikir kau harus mendapat lebih dari yang kau butuhkan. Hingga kau mendapat segalanya kau tak akan terbebas. Masyarakat kau jenis yang gila. Kuharap kau tak kesepian tanpa aku. Bila kau ingin lebih dari milikmu yang kau kira kau butuhkan. Bila kau piker lebih dari keinginanmu. Pikiranmu mulai berdarah. Karena bila kau dapat lebih dari yang kau kira kau butuh tempat yang lebih luas. Masyarakat kau jenis yang gila. Kuharap kau tak kesepian tanpaku. Masyarakat kau memang gila___

Berminggu-minggu, berbulan-bulan dia di bus ajaib. Berkelana, berbaur dengan alam indah. Bebas mutlak! Kesenangan yang dia rasa. Sampai tibalah pada puncaknya. Lapar..merasa amat sangat lapar dan tak seekor pun hewan buruan yang dia dapat. Dia berteriak sekeras mungkin “kemana semua hewan itu??? Aku lapar….!!!!”.
Pernah gembiranya membuncah, dia mendapat buruan yang besar. Seekor rusa. Dikuliti dengan semangat, dipanggang. Dia pikir hari itu dia akan makan enak. Kenyang. Sayang dagingnya lebih dulu rusak, berulat, penuh belatung sebelum matang dalam panggangannya. Dia kalap!!! Tidak tau harus bagaimana lagi. Dia tetunduk lesu. Keindahan alam tak lagi membuatnya senang. Kini dirinya betul-betuk sendri.

___terasa adanya kekuatan, ditakdirkan untuk tak baik kepada manusia. Itu tempat henoteisme dan ritual ilmu gaib untuk dicuri manusia yang lebih primitive. Dan hewan buas bukan untuk kita___

Dia mulai membuka buku flora dan fauna daerah setempat mencari tumbuhan yang bisa dimakannya agar bisa mengganjal perutnya lapar. Ikat pinggangnya setiap hari bertambah bolongannya untuk mengikat kencang perutnya yang semakin kecil. Kurus. Menyedihkan! Akhirnya dia menemukan tumbuhan yang bisa dimakan, dia berlari turun dari bus ajaib kemudian merangkak mencari tanaman itu, mencocokkannya dibuku. Dan dia menemukannya. Baru beberapa suap dia masukkan dalam mulutnya dia mulai tersungkur ntah pingsan ataukah tidur, yang jelas esok paginya baru tersadar dan perutnya pun mulai mual. Pucat. Lemah. Lebih lemah dari hari sebelumnya. Dia membuka kembali bukunya dan menemukan kenyataan bahwa tanaman yang dia makan itu adalah beracun, bisa menyebabkan penyakit jantung, lumpuh bahkan kematian. Gejalanya adalah mual. Dia berteriak!!! Menangis sejadi-jadinya. Ketakutan merasukinya.

___datanglah pagi saat aku bisa merasakan. Tak ada lagi yang tersisa untuk disembunyiksn. Melanjutkan adengan yang tak nyata. Tapi hatiku tak akan pernah jauh dari sini. Pasti seperti aku bernapas. Pasti seperti aku sedih. Akan kusimpan pengalaman itu dalam jiwa ragaku. Aku pergi dari sini memercayai lebih dari yang kulakukan. Dan ada alasan aku kan kebali. Saat aku berjalan dibelakang dunia. Harapanku membumbung dan menghilang. Aku tlah terluka, aku tlah sembuh. Kini untuk landasan yang telah kukososngkan. Cinta ini tiada batasnya___

Yup!!! 100 hari bertahan tanpa makan. Semua pakaiannya tak ada lagi yang muat. Semuanya melorot saking kerempengnya tubuhnya. Kurus kering. Dia betul-betul terjebak dalam bus ajaib. Tak berdaya. Tubuhnya pucat. Nafasnya tersengal, detak jantunganya satu-satu dan lemah. Dengan kekuatan tersisa, susah payah dia menggapai buku itu dengan pena kesayangannya dia mulai menulisinya disembarang halaman “HAPPINESS ONLY REAL WHEN SHARED; KEBAHAGIAAN HANYA NYATA BILA DIBAGI”


Dia membaringkan tubuh kurusnya dkasur tua itu, menghadapkan kapalanya kelangit, dan mulailah bayangan itu muncul. Dia melihat dirinya kembali kerumah, disambut dalam pelukan orang tuanya, ayah dan ibunya. Erat sekali pelukan itu tapi serasa ada yang mengejar. Perlahan berganti bayangan adiknya muncul, semuanya muncul, semua yang telah dia buang, semua yang telah dia tinggalkan, pedih….ingin sekali kembali.

Seketika baru menyadari bahwa apa yang telah dia kejar selama ini ternyata itulah yang ditinggalkannya. Orang tua..keluarga…tempat berbagi. Telah lama dia merasakan sendiri kesenangan itu, mengatakan dirinya bahagia, melompat riang diantara bebatuan, sendiri. berdendang disela gemercik air, sendiri. menatap takjub alam raya, sendiri. Ternyata itulah kehampaan karena tak ada tempat untuk membagi rasa itu, dia sendiri..sendiri sampai saat terakhirnya. Dia menyiakan segalanya, dia terlambat menyadari. Detak jantungnya hampir berhenti. Air matanya mengalir..pasrah karena menyesal telah lewat masanya. Dia melihat bayangan kebersamaan itu dengan senyum, sampai nafas terakhirnya senyumnya tetap ada. Dia tidak menyesal dengan semua yang dia lakukan karena memang itulah yang harus dia lakukan, dan dia telah mengatakannya________________________________

“Kini dia telah pergi, sebenar-benarnya pergi meninggalkan segala yang ada di dunia..”
***********

NB; INTO THE WILD adalah sebuah judul film, dan sapapun dirimu, wajib nonton film ini!! Dan..Sy jg ingin mengatakan bahwa benar “Happiness only real when shared” maka jadilah pendengarku, jadilah teman setiaku karena sy akan senatiasa berbagi denganmu, karena disanalah letak kebahagiaan yang sesungguhnya.
(untuk sahabatku yang slalu saja ada untukku, terima kasih sobat!! Cepat pulang banyak kisah yang menanti keceriaan kita, tawa kita, bahkan air mata kita)

Tidak ada komentar: