Rabu, 17 Juni 2009

Seikat Rasa TAKUT





Bagiku hidup adalah pilihan, bergerak maju atau hanya disini. Berdiri dalam kebingungan entah kemana mengayun langkah. Menentukan arah adalah hal yang amat sangat sulit. Keberanian memutuskan adalah hal yang begitu luar biasa. Tahukah kamu bahwa seringkali ada seikat rasa yang menghantui pada suatu keputusan yang akan diambil, KETAKUTAN.

Ya... seikat rasa takut akan mengacaukan segalanya. Seperti itulah diriku sekarang, memilih untuk tetap berdiri dalam pijakan awalku dan selanjutnya bingung akan kemana, bagimana mengatur langkah berikutnya. Aku takut, akan berakhir disini begitu saja. Melihat orang lain begitu ringan mengayun langkah membuatku “iri”. Bukan!!! Tepatnya marah. Marah pada diriku yang begitu lamban bergerak. Aku takut dalam kebingunganku, benar-benar takut bahwa aku tak bisa menyelesaikan langkahku dengan benar.
Rasa takutku telah merendahkan harga diriku. Membawaku pada kondisi kritis, dimana sindrom gugup telah menguasai alamku. Kekhwatiran yang berlebihan mengikatku disisi kepalaku dengan isi kosong sementara diluar sana menuntut adanya isi, bahkan lebih dari sekedar isi. Berat sekali rasanya. Aku ingin berguru pada mereka, bagaimana caranya meluahkan gerah dan menarik garis lurus pada lintasan yang harus dilalui. Banyak kulalaikan, banyak kubiarkan. Sia-sia??? Mungkin iya!!!

Diriku tak hanya sekedar pecundang, tapi juga penghianat pada inginku, ya...karena seikat rasa takut itu yang tak bisa kuurai. Semakin hari ikatannya makin kuat, dan aku semakin susah bergerak bahkan untuk menarik nafas sekalipun. Sesak!!! Kalian pernah merasakan sesak nafas??? Seperti itulah rasanya. Sulit digambarkan dengan kata. Yang jelas rasanya amat sangat tidak enak, makan minum jalan duduk baring bahkan ketika tertawapun yang seharusnya membawa kegembiraan juga tidak enak.
Aku takut...takut pada diriku yang semakin menggila. Biasanya ketika kutengadah wajahku kelangit sambil melebarkan lengan kesejukan akan terasa. Kali ini tidak!! Tidak ada sejuk yang kurasa yang ada hanyalah gamang. Hampa. Dan takut yang amat berlebihan. Aku kehilangan diriku. Aku takut. Takut akan ketegaranku semakin memudar.
Kakiku tak kuat berdiri, aku lelah dan ingin duduk sejenak. Bukan menyerah tapi sesaat rehat dari lingkaran. Aku pusing terus berputar pada satu pusaran. Aku mau menyandarkan kepala. Mengatur nafasku yang sesak. Aku ingin seseorang membawaku terbang, merengkuh pundakku dan mengitari kemayaan pikiranku dari kenyataan dunia yang sungguh amat baik padaku. Maaf, bukannya tak kusadari kebaikan itu hanya dirikulah yang terlalu naif memaknai suatu KESULITAN.

Sekarang aku tengah berjuang melawan sisi gelap dari diriku. Timbul tenggelam aku disini, medan perangku. Luka menganga akibat goresan pedang jiwaku yang kejam membuatku kehilangan banyak darah. Aku lemah. Aku takut. Takut kalau akhirnya akan mati oleh diriku sendiri. Membayangkannya saja membuat nadiku berhenti bedetak. Aku takut!! Sungguh... rasanya seperti tertusuk beling pada tumit, amat sangat perih. Seperti itulah rasa takutku menjalar, melilit tubuhku yang padat oleh dusta, bahwa aku tegar disini. Tolonglah... Aku ingin lepas dari ikatan itu, bagaimanapun caranya!!!. 501.120609.

“aku berharap ada pesan cinta darimu kunang-kunang malam, bahkan hanya sepetik kata mungkin akan membuatku tak takut lagi”

Tidak ada komentar: